6 Jul 2011

SAR (Search and rescue)


SAR adalah suatu kegiatan/usaha mencari, menyelamatkan dan memberikan banuan terhadap korban/sesuatu yang hilang maupun seseorang yang membutuhkan pertolongan.
SAR bersifat sukarela dan badan-badan SAR yang ada di Indonesia adalah sebagai berikut:
1. BASARI adalah badan SAR Indonesia. BASARI yang dibentuk berdasarkan kepres no. 11 tahun 1972.
2. BASARNAS adalah badan SAR nasional yang disahkan oleh Departemen Perhubungan.
3. KKR adalah pusat koordinasi rescue atau kanker koordinasi rescue.
4. SKR (Sub Koordinator Rescue).



Pendukung kinerja tim SAR adalah sebagai berikut :
1. Lokasi
2. Reach (membawa/memindahkan)
3. Stabilis (menenangkan korban)
4. Evakuasi

Tahapan-tahapan SAR :
1. Tahap keragu-raguan adalah tahapan yang masih belum pasti kejelasannya.
2. Tahap kesiapan adalah tahapan sudah menerima laporan tapi belum ada planning.
3. Planning stage (tahap perencanaan) adalah tahapan menyusun strategi atau rencana.
4. Tahap operasi adalah tahapan masuk ke lapangan atau sudah bekerja masing-masing.
5. Tahap laporan adalah tahapan akhir melaporkan kepada atasan.

Organisasi operasi SAR adalah sebagai berikut :

1. SC (SAR Coordinator) bertugas :
a. Pelaksana operasi SAR di wilayahnya.
b. Menyelenggarakan koordinasi yang diperlukan untuk operasi tersebut.
c. Menyelenggarakan sistem SAR setelah berita SAR.

2. SMC (Search Mission Coordinator) tugasnya :
a. Mengevakuasi kegiatan
b. Perencanaan serta koordinasi operasi sejak ditunjuk sebagai SMC sampai operasi dinyatakan selesai.
c. Menyediakan fasilitas logistik yang diperlukan SRU (Search and Rescue Unit).
d. Menganalisa data yang masuk atau diperoleh agar dapat :
• Menentukan daerah pencarian
• Menentukan jumlah unsur yang dipakai
• Memperkirakan berapa lama waktu operasi

3. OSC (On Scene Commonder) bertugas :
a. Melaksanakan operasi dari SMC
b. Memegang kendali operasi dari semua unit SAR

4. SRU (Search and Rescue Unit ) bertugas :
a. Melaksanakan operasi SAR
b. Melaksanakan tugas yang diberikan SMC
c. Memberitahukan kemajuan pelaksanaan tugas operasi kepada SMC

5. Posko Darurat bertugas :
a. Memberikan dukungan bagi petugas dan unit SAR yang meliputi :
• Administrasi
• Komunikasi
• Transportasi
• Akomodasi, serta
• Kesehatan


Tingkat Keadaan Darurat adalah sebagai berikut :
• Tingkat darurat ragu (Incerfa)
• Tingkat darurat siaga (Alertfa)
• Tingkat darurat bahaya (Detresfa)

Teknik Pencarian didalam SAR

Perencanaan pencarian sangat tergantung kepada situasi baik berupa medan maupun data yang telah diperoleh sampai sejauh mana. Dalam usaha pencarian terdapat lima mode yang sering diterapkan ;

1. Preliminery Mode

Pada mode ini usaha yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi-informasi awal, sejak pengadaan tenaga operasi, formasi dari perencanaan pencarian awal, perhitungan-perhitungan.

2. Confinement Mode

Yang dilakukan pada mode ini adalah memantapkan garis batas untuk mengurung korban agar berada dalam suatu daerah pencarian. Sasaran mode ini adalah untuk menjebak korban dalam daerah pencarian sehingga jika area tersebut disapu korban akan dapat ditemukan ataupun jika korban bergerak keluar dari daerah pencarian, korban dapat ditangkap atau ditemukan oleh tim pencari. Kerja awal confinement mode ini adalah untuk memagari gerak pencarian korban. Dalam teknik pendariannya, metode yang dapat diterapkan adalah :

  • Trail Block
Metode trail block in berfungsi untuk memantau alur keluar masuk orang di suatu titik jalan setapak (trail) di daerah pencarian. Suatu tim ditempatkan memantau orang-orang yang datang atau meninggalkan daerah pencarian. Harus ada personil yang tetap berada di pos trail block untuk terus menerus mengawasi jalan setapak sepanjang waktu hingga diperintahkan untuk beralih ke metode lain.


  • Road Block
Road block pada prinsipnya sama dengan trail block, yang membedakannya hanya kondisi jalan yang lebih besar yang dapat dilalui olhe pengguna mobil. Jika diperlukan atau karena daerah pencarian dinyatakan tertutup, dapat ditempatkan petugas keamanan di lokasi pemblokiran.

  • Look Out
Metode ini menggunakan tempat yang memiliki ketinggian cukup atau sudut pandang yang luas sehingga memungkinkan pencari untuk dapat memantau dari tempat tersebut. Dari tempat pengamatan diusahakan dapat melihat sungai, lembah-lembah dan sebagainya. Satu tim kecil dapat ditempatkan pada posisi ini, dapat mengawasi daerah dengan teropong dan ada kemungkinan mendeteksi orang apabila bergerak lewat tempat tersebut.
Beberapa bentuk peralatan (asap, bunti-bunyian, lampu, bendera) dapat digunakan oleh tim pencari untuk menarik perhatian korban. Variasi lain adalah tetap menempatkan seorang pengamat, sementara tim kecil lain bergerak memeriksa beberapa lokasi lain dan objek-objek mencurigakan yang berada dalam jarak pandang pengamat.
  • Camp-In
Camp-In dapat daja berupa look out, trail block atau situaso lain dimana satu tim kecil menempati pos-pos tertentu. Lokasi camp-in merupakan lokasi yang mempunyai batas pandang yang cukup luas. Pertemuan dari jalan setapak, pertemuan cabang sungai dan lain-lain. Tanda-tanda yang dapat menarik perhatian orang yang hilang, yang menunjukkan arah menuju pos-pos tertentu dapat dipergunakan.

  • Track-Traps
Track-traps juga mirip dengan camp-in, tetapi pada lokasi track traps tidak ditempatkan personil. Yang perlu diperhatikan pada metode ini lokasi tersebut diperkirakan akan dilalui oleh korban.
Salah satu caranya dengan menggunakan jalur jalan yang berlumpur sehingga bila ada orang yang lewat di daerah tersebut akan terlihat jejak-jejaknya. Pemeriksaan lkasi track-traps ini dilakukan secara berkala untuk melihat jejak dan juga kemungkinan orang lain menebarkan debu-debu sehingga meninggalkan jejak jika ada orang yang lewat.

  • String Lines
Metode ini lebih unggul jika dilakukan di daerah yang berkanopi rimbun atau lebat (hutan tertutup). Bentangan tali yang bertanda akan lebih efektif untuk keperluan pengepungan dibandingkan metode lain. Sedangkan metode-metode look out, camp-in, maupun track traps lebih efketif dilakukan di tempat terbuka. Tags (tanda-tanda) pada string lines akan menarik perhatian korban untuk bergerak mengikuti bentangan tali itu menuju ke tempat yang lebih aman.


3. Detection Mode

Metode detection dilakukan untuk memeriksa tempat-tempat yang dicurigai. Pencarian dengan cara menyapu (sweep search) diperhitungkan untuk menemukan orang ataupun barang-barang yang tercecer. Mode ini dibagi atas tiga search :

  • Tipe pencarian I
Istilah lainnya adalah reconnaissance atau hastic search. Pencarian ini dilakukan secara sangat cepat sehingga kesannya terburu-buru terhadap area yang paling memungkinkan. Sifatnya pencarian segera terhadap area yang spesifik sekaligus untuk memperoleh informasi tentang lokasi daerah pencarian. Bisa juga dilakukan pemeriksaan berulang-ulang terhadap tempat yang sangat memungkinkan. Metode ini biasanya dilakukan pada tahap awal operasi. Untuk kebutuhan ini diperlukan satu tim yang dapat bergerak cepat.

  • Tipe pencarian II
Kriterianya adalah efisiensi, pemeriksaan yang cepat dan sistematis atas area yang luas dengan metode penyapuan. Tipe ini adalah pencarian yang cepat atas area yang luas. Pemakaian tipe ini biasanya dilakukan pada tahap awal pencarian, terutama bila jangka waktu orang yang hilang tersebut sangat pendek. Pencarian ini juga dilakukan pada situasi dimana daerah pencarian luas. Tidak ada area-area khusus yang dapat diidentifikasi , dan bila kekurangan tenaga untuk bisa meliputi seluruh area.

  • Tipe pencarian III
Kriteria tipe ini adalah kecermatan sering juga disebut Close Grid. Pencarian dilakukan dengan menggunakan sistematika yang ketat atas areal yang lebih kecil. Tipe ini dilakukan bila serach area telah terbatas dan tenaga pencari mencukupi. Dan umumnya dilakukan setelah tipe pencarian II.

4. Tracking Mode

Yang dimaksud dengan tracking mode adalah pencarian dengan mengikuti jejak-jejak atau barang-barang yang tercecer, yang ditinggalkan oleh korban berdasarkan data yang dimiliki. Tracking mode biasanya menggunakan anjing pelacak ataupun regu yang terlatih dalam mengesan jejak.

5. Evacuation Mode

Evacuation mode menyangkut masalah evakuasi, perawatan terhadap korban di lapangan dan membawanya ke lokasi yang lebih aman dan lebih

Tidak ada komentar:

Posting Komentar